Korelasi Olahraga Aerobik Dengan Acute Montain Sicknes Pada Aktifitas Alam Bebas (Olahraga Pendakian Gunung)

  • Darul Husnul Universitas Negeri Makassar
Keywords: Olahraga Aerobik, AMS, Aktivitias Alam Bebas, Pendakian Gunung

Abstract

Tinjauan fisiologi tubuh,  mendaki gunung sebenarnya merupakan salah satu jenis  olahraga aerobik yang termasuk dalam kategori aerobik. Pendaki harus mempunyai kekuatan fisik yang baik untuk mendaki  tanpa merasa lelah. Oleh karena itu,  pendaki harus mempunyai tingkat olahraga aerobik yang baik untuk dapat melakukan pendakian. Hasil  penelitian ini menunjukkan hal yang sama dengan penjelasan diatas, dimana ditemukan bahwa hampir sebagian besar  pendaki pada penelitian ini memiliki  olahraga aerobik tingkat sedang hingga tinggi. olahraga aerobik kategori  lebih moderat dibandingkan aktivitas ringan dan berat.juga mengatakan bahwa selain  persiapan sebelum pendakian, sebagian besar  pendaki  memiliki tingkat aktivitas  sedang. Penyakit gunung akut (AMS) merupakan  penyakit yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh  beradaptasi dengan ketinggian.Parahnya di pagi hari, saat berbaring, dan juga saat berolahraga berat. Dalam penelitian ini, seluruh . responden (100%) mengalami gejala SMA ringan hingga sedang. Oleh karena itu, persiapan  olahraga aerobik berupa olahraga yang bersifat aerobic disarankan bahkan sangat penting bagi  pendaki. Hasil analisis data tingkat olahraga aerobik dan AMS didapatkan  kelompok responden dengan tingkat olahraga aerobik tinggi, sehingga Mayoritas responden memiliki tingkat olahraga aerobik tinggi ringan dan  kelompok responden tingkat aktivitasnya sedang, karena mereka hanya berjalan kaki atau bersepeda setiap hari.Selain itu,  juga harus mempersiapkan diri dengan matang saat mendaki untuk meminimalisir penyakit akibat AMS.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ariyanto Y, Pradibta H, Permatasari C. Diagnosa AMS: Sistem Pakar Untuk Pendaki Gunung. J Simantec [Internet]. 2017;6(2):47-54. Available from: https://journal.trunojoyo.ac.id/simantec/article/view/3706

Besson H, Brage S, Jakes RW, et al. Estimating physical activity energy expenditure, sedentary time, and physical activity intensity by self-report in adults. Am J Clin Nutr. 2010;91(1):106-14.

Candrawati S. Hubungan Tingkat Olahraga aerobik J Biomedika Kesehat Vol. 4 No. 3 September 2021 112 dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Lingkar Pinggang Mahasiswa. J Keperawatan Soedirman

Craig CL, Marshall AL, Sjöström M, et al. International physical activity questionnaire: 12-country reliability and validity. Med Sci Sports Exerc. 2003;35(8):1381-95. doi: 10.1249/01. MSS.0000078924.61453.FB.

Elvira D. High-Altitude Illness. J Kesehat Andalas. 2015;4(2):582-89. doi: 10.25077/jka.v4i2.304

Farradika Y, Umniyatun Y, Nurmansyah MI, et al. Perilaku Olahraga aerobik dan Determinannya pada Mahasiswa Fakultas Ilmu - Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. ARKESMAS. 2019;4(1):134-142. doi: 10.22236/ arkesmas.v4i1.3548

Keating XD, Zhou K, Liu X, et al. Reliability and Concurrent Validity of Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ): A Systematic Review. Int J Environ Res Public Health. 2019

Kriska AM, Knowler WC, LaPorte RE, et al. Development of questionnaire to examine relationship of physical activity and diabetes in Pima Indians. Diabetes Care. 1990 Apr;13(4):401- 11. doi: 10.2337/diacare.13.4.401.

Meivita DN, Utomo SB, Supeno B. Rancangan Bangun Alat Ukur Kondisi Kesehatan Pada Pendaki Gunung Berbasis Fuzzy Logic. SNATi

Murdoch DR. Altitude Illness Among Tourists Flying to 3740 Meters Elevation in the Nepal Himalayas. J Travel Med. 1995;

Nurajab, E. Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Aklimatisasi Pendaki Gunung. J Olahraga. 2019;5(1):73-9. doi: 10.37742/jo.v5i1.97

Pettee Gabriel K, McClain JJ, Schmid KK, et al. Reliability and convergent validity of the pastweek Modifiable Activity Questionnaire. Public Health Nutr. 2011;14(3):435-42. doi: 10.1017/ S1368980010002612.

Richalet JP, Larmignat P, Poitrine E, et al. Physiological risk factors for severe high-altitude illness: a prospective cohort study. Am J Respir Crit Care Med. 2012;185(2):192-8. doi: 10.1164/ rccm.201108-1396OC.

Sari ADK, Wirjatmadi B. Hubungan Olahraga aerobik dengan Kejadian Konstipasi Pada Lansia di Kota Madiun. J. Media Gizi Indonesia. 2016;11(1):40-7. doi: 10.20473/mgi.v11i1.40-47

Sikri G, Srinivasa AB, Bhutani S. Acute mountain sickness and oxygen saturation. Sleep Breath. 2016;

Weston AT, Petosa R, Pate RR. Validation of an instrument for measurement of physical activity in youth. Med Sci Sports Exerc. 1997

World Health Organization. Obesity and overweight [Internet]. World Health Organization; 2021 Jun 9. Available afrom

Wyszyńska J, Matłosz P, Podgórska-Bednarz J, et al. Adaptation and validation of the Physical Activity Questionnaire for Adolescents (PAQ-A) among Polish adolescents: cross-sectional study. BMJ Open. 2019
Published
2024-06-05
How to Cite
Husnul, D. (2024). Korelasi Olahraga Aerobik Dengan Acute Montain Sicknes Pada Aktifitas Alam Bebas (Olahraga Pendakian Gunung) . Indonesian Journal of Physical Activity, 4(1), 30-36. https://doi.org/10.59734/ijpa.v4i1.57